Gampong Kopelma Darussalam

Sejarah

Tekad bulat melahirkan perbuatan yang nyata.
“Darussalam” menuju kepada pelaksanaan cita-cita.
(Ir. Soekarno, 2 September 1959)


Cerita historis tokoh-tokoh tua bahwa Gampong Kopelma Darussalam sudah ada sejak tahun 1959 atau awal berdirinya Universitas Syiah Kuala dan lAIN Jamiah Ar-Raniry, dimana pada masa itu Gampong Kopelma Darussalam berupa lahan kosong dan kebun kelapa yang waktu itu masih masuk dalam wilayah Gampong Tanjong Selamat, Gampong Limpok, Gampong Barabung dan Gampong Rukoh.

Pada tahun 1957, awal Provinsi Aceh terbentuk, para pemimpin pemerintahan Aceh, antara lain oleh Gubemur Ali Hasjmy, Penguasa Perang Letnan Kolonel H. Syamaun Ghaharu dan Mayor T. Hamzah Bendahara serta didukung para penguasa, cendikiawan, ulama, dan para politisi lainnya telah sepakat untuk meletakkan dasar bagi pembangunan pendidikan daerah Aceh.

Tanggal 21 April 1958, Yayasan Dana Kesejahteraan Aceh (YDKA) dibentuk dengan tujuan mengadakan pembangunan dalam bidang rohani dan jasmani guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat. YDKA pada awalnya dipimpin oleh Bupati M. Husen, Kepala Pemerintahan Umum pada Kantor Gubemur pada waktu itu, yang kemudian dipimpin oleh Gubemur Ali Hasjmy.

YDKA menyusun program antara lain:

  • Mendirikan perkampungan pelajar/mahasiswa di ibukota provinsi dan setiap kota/kabupaten dalam wilayah Nanggroe Aceh Darussalam
  • Mengusahakan berdirinya satu Universitas untuk daerah Nanggroe Aceh Darussalam

Selaras dengan ide tersebut, tanggal 29 Juni 1958, Penguasa Perang Daerah Istimewa Aceh membentuk KOMISI PERENCANA DAN PENCIPTA KOTA PELAJAR/MAHASISWA. Komisi yang dipandang sebagai saudara kandung YDKA ini mempunyai tugas sebagai komisi pencipta, badan pemikir, dan inspirasi bagi YDKA, sehingga komisi ini dipandang sebagai modal utama pembangunan perkampungan pelajar/mahasiswa.

Komisi pencipta diketuai oleh Gubemur Ali Hasjmy dan Letkol T. Hamzah sebagai wakil ketua. Hasil karyanya yang pertama adalah menciptakan nama DARUSSALAM untuk kota pelajar/mahasiswa, dan SYIAH KUALA untuk Universitas yang didirikan. Seterusnya berbagai usaha dilakukan oleh YDKA bersama Komisi Pencipta untuk mewujudkan pembangunan Darussalam dan Universitas Syiah Kuala. Tekad pemerintah dan rakyat Aceh untuk membangun kembali dunia pendidikan Aceh, telah terpatri dengan kokoh didalam dada, sehingga setahun kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1958 telah dilangsungkan upacara peletakan batu pertama kota pelajar/mahasiswa (KOPELMA) Darussalam oleh Menteri Agama K.H. Mohd. Ilyas atas nama pemerintah pusat, seminggu kemudian diikuti dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung di Darussalam yang dilakukan oleh Menteri P dan K Prof. Dr. Priyono.

Setahun kemudian keinginan dan cita-cita rakyat Aceh untuk memiliki sebuah perguruan tinggi telah menjadi kenyataan. Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam secara resmi dibuka Presiden Soekamo pada tanggal 2 September 1959, diiringi pembukaan selubung Tugu Darussalam dan peresmian pembukaan dengan berdirinya fakultas pertama dari Universitas Syiah Kuala, yaitu Fakultas Ekonomi, dan tanggal 2 September ini selanjutnya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Daerah Aceh, yang diperingati setiap tahun oleh rakyat Aceh, hari yang mengandung makna kebangkitan kembali pendidikan di daerah ini.

Pada pembukaan dan peresmian Kopelma Darussalam, Presiden Soekarno menyatakan bahwa Darussalam sebagai pusat pendidikan daerah Aceh adalah lambang iklim damai dan suasana persatuan, hasil kerjasama antara rakyat dan para pemimpin Aceh, serta sebagai modal pembangunan dan kemajuan daerah Aceh khususnya, dan Indonesia umumnya. Sejarah telah membuktikan bahwa tekad bulat telah mewujudkan cita-cita menjadi kenyataan, dan kenyataan ini telah diabadikan dalam guratan pada Tugu Darussalam melalui tulisan tangan seorang pemimpin negara. Mulai saat itu, semua komponen rakyat Aceh ikut mencurahkan pikiran dan tenaga serta bekerja bahu membahu dalam membangun Darussalam sehingga berdirinya Universitas Syiah Kuala. Polisi, tentara, pegawai, anak sekolah, rakyat di sekitar perkampungan Darussalam, turut serta bergotong royong dengan penuh keikhlasan untuk mendirikan dan menyumbangkan tenaga bagi pembangunan Darussalam, yang dipandang sebagai “Jantung Hati Rakyat Aceh”.

Pertumbuhan penduduk pada saat itu sangat lamban, pada tahun 1959 jumlah penduduk Gampong Kopelma Darussalam hanya sekitar 20 Kepala Keluarga (KK) berupa dosen pendatang baik yang berasal dari Aceh maupun dari luar Aceh. Pertumbuhan penduduk di Gampong Kopelma Darussalam terjadi setelah adanya perkawinan antar keluarga hingga terus berkembang sampai tahun 1964. Setelah tahun 1964 mulai berdatangan baik keluarga dosen maupun mahasiswa yang tinggal di Gampong Kopelma Darussalam.